Fordigi mengadakan Indonesia Metaverse Show 2023 pada Rabu, 18 Januari 2023 dengan tajuk “Be Ready to Enters Metaverse World”. Program ini menjadi gathering terbesar dan bergengsi mengetengahkan Metaverse. Inti program Fordigi ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu Keynote Speakers dan Panel Discussion. Antovany Reza (Chief Evangelist SHINTA VR) dan Noudhy Valdryno (Public Policy Manager Meta) menjadi panelis diskusi pertama mengenai “How to Face the Future Trends of Metaverse”. Sasti Hapsari bertugas menjadi moderatornya.
Sasti menanyakan perihal trend kunci Metaverse pada 2023. Reza menanggapi, “Kalau mau melihat trends, kita harus memahami bahwa (Metaverse) ini adalah ekosistem. Kita tidak bisa menjelaskan Metaverse sebatas trend saja. Tapi, kami di SHINTA VR, sudah dari 6 tahun lalu membicarakan mengenai Metaverse, dan kita juga bisa melihat perubahan behavior pada masyarakat melalui produk SHINTA VR selama ini,” Reza menyebut bahwa produk SHINTA VR telah menjadi perangkat pendukung untuk masuk ke dunia Metaverse sebagai kontribusi kami selama ini.
Selanjutnya Reza memaparkan transformasi yang Metaverse bisa manifestasikan pada kehidupan sehari-hari. Reza memberi analogi perkembangan teknologi dari masa ke masa. “Kalau kita lihat internet zaman dulu, Web 1.0 bersifat satu arah, Web 2.0 kita berinteraksi 2 dimensi, lalu di Web 3.0 terjadi leverage dengan platform-platform yang terdesentralisasi,” Web. 3.0 adalah jagadnya Metaverse dan di sinilah berlaku distribution power kepada user, bukan hanya ke pengelola platform sebagaimana di Web 2.0. Sepuluh tahun lalu, ungkap Reza, kita enggan memasang internet di rumah, tapi sekarang kita tidak bisa hidup tanpa internet.
Diskusi bertambah seru ketika Reza dan Valdryno membahas persiapan industri untuk melangkah ke Metaverse. Menurut Valdryno, “Ada 3 hal yang harus disiapkan, yaitu ekosistem, konten, dan infrastruktur.” Sementara itu, bagi Reza terdapat tiga hal pokok menuju fase itu, antara lain research, planning, dan identification. Statemen Reza berdasarkan pada tahapan Metaverse yang SHINTA VR persiapkan selama ini. “Jadi, kami di SHINTA VR berusaha untuk membawa teknologi imersif ke dalam penggunaan yang lebih praktis,” ujar Reza.
Pada sesi Q & A, seorang penonton bertanya mengenai cara penentukan audience dan menjelaskan sebuah proyek Metaverse kepada calon klien. Pasalnya, banyak anak muda saat ini yang sibuk hanya dengan bermain games, sedangkan generasi yang berusia lebih lanjut sudah tidak mungkin. Menanggapi hal itu, Reza menanggapi, “Kita harus flexible, terkadang identifikasi kita tidak selalu tepat pada decision pertama. Bisa saja berubah-ubah,” Dengan kata lain, Metaverse menuntut kita menjadi pribadi yang lebih adaptif. “Jadi, kita harus agile terhadap hal itu, tidak bisa kaku,” tutup Reza.
Pertanyaan Anton jadi penutup obrolan antara Reza dan Valdryno yang berlangsung selama 40 menit. Hal yang bisa disimpulkan dari diskusi panel “How to Face the Future Trends of Metaverse”, yaitu Metaverse tidak terhindarkan sehingga kita harus punya dedikasi, niat, dan kemauan untuk memulainya. Inilah waktu yang tepat bagi pebisnis di Indonesia menentukan arah bisnisnya menuju teknologi imersif. Metaverse akan menjadi channel baru yang profitable bagi industri. Metaverse adalah keniscayaan yang nyata.
SHINTA VR berterima kasih kepada Fordigi (Forum Digital Indonesia) yang telah menyelenggarakan Indonesia Metaverse Show 2023 di Smart Auditorium, Telkom Landmark Tower, Jakarta. Dengan diadakan kegiatan spektakuler tersebut, SHINTA VR semakin optimis menyambut masyarakat Indonesia memasuki Metaverse.
Kommentare