Peran sebagai Business Incubator Manager menuntun Mario menjadi terampil dalam mengeksekusi strategi bisnis di industri teknologi. Menurut Mario, “[...] di marketplace, peluang bisnis seperti bola, tidak hanya mengandung potensi, tapi juga risiko. Dengan mengevaluasi risiko dan cara penanggulangannya, kita bisa mencernanya jadi potensi yang menguntungkan.” Mario menerapkan analogi tersebut di SHINTA VR.
Kemahiran Mario menjadikannya seorang leader dari divisi ‘Business Strategy’ berlandaskan integritas. “Orang yang memiliki integritas dalam segala hal ialah yang punya masa depan. Integritas membuat seseorang konsisten,” ujar Mario. “Jadi,” lanjut Mario, “orang yang talk more do less tidak punya integritas, sebab tidak sejalan antara ucapan dan tindakan.”
Pergelutan Mario di SHINTA VR pada dua bidang, yakni bisnis dan teknologi membuatnya berkesimpulan. Bagi Mario, teknologi dan bisnis tidak bersifat dependent, melainkan interconnected. “Orang cenderung memisahkan antara teknologi dan bisnis, padahal jalannya berdampingan,” tegas Mario. “Tanpa adanya bisnis, teknologi tidak akan berkembang. Begitu pun, tanpa teknologi, bisnis tidak berkembang,” simpul Mario.
Mario mengakui bahwa SHINTA VR adalah contoh perusahaan yang mumpuni dalam mewujudkan keselarasan harmonis antara ranah teknologi dan bisnis. “SHINTA VR menjalankan kedua aspek tersebut secara baik, menyiapkan teknologi yang baik bagi masyarakat sekaligus menyiapkan bisnis sustainable bagi perusahaan. Ya, saling melengkapi. Tanpa perusahaan, teknologi yang kita harap masyarakat bisa merasakan rasanya mustahil,” tegas Mario.
Selain itu, menurut Mario, “SHINTA VR hebat dalam teknologi terutama teknologi imersif. Hal ini dikarenakan konsistensi dan integritasnya. Jadi, fokus mengerjakan lini industri imersif, kita bisa memberi solusi yang berdampak positif kepada masyarakat secara luas.” Mario melanjutkan, “SHINTA VR punya teknologi yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat karena dedikasi. Komitmen SHINTA VR sejak awal berdiri adalah mengembangkan teknologi imersif di Indonesia.”
Dalam prestasi kerja, Mario pun berhasil meraih pencapaian kebanggaannya melalui proyek yang ia pernah tangani bersama SHINTA VR. “Banyak sekali yang bisa aku pelajari dari pengalaman bermitra dengan AXA dan Kementerian Ketenagakerjaan hingga akhirnya proyek tersebut selesai. Aku bangga karena bisa menjembatani antara dua badan agar menjalin relasi yang baik,” kenang Mario.
Penciptaan teknologi baru, bagi Mario, memiliki fungsi yang signifikan terhadap perkembangannya. “Kita tahu, teknologi sangat bervariasi dan beragam. SHINTA VR fokus di Teknologi imersif yang utamanya, yaitu Virtual Reality (VR). Dari sejarahnya, VR memang bukan hal baru. Tapi justru sekarang ini kita berkembang ke arah teknologi imersif yang lebih mature. Siapa pun yang memakai alat-alat VR bukan disebut FOMO, tapi yang melihat adanya potensi dan peluang bisnis pada teknologi tersebut adalah SHINTA VR. Untungnya, kita sudah melewati fase downfall,” ucap Mario.
Namun, sehebat apa pun perkembangan teknologi, masyarakat tetaplah pihak pertama yang mesti merasakan manfaat teknologi. Dengan kata lain, pada akhirnya, masyarakat yang berperspektif berkembang menjadi pilar penentu kemajuan teknologi imersif. Saat teknologi imersif menjadi segalanya, SHINTA VR siap menghadapinya. “SHINTA VR pionir, karena kita sudah merintis ketika teknologi imersif sebelum orang lain meliriknya.”
Comments