Kecintaan Andrew kepada teknologi, salah satunya ia buktikan lewat prestasi akademik dengan predikat Magna Cum Laude yang diraihnya pada jenjang pendidikan sarjana di BINUS University dan postgraduate di RWTH, Aachen - Germany. Predikat itu pelan-pelan membangun optimisme pada diri Andrew. Selain itu, prestasi akademik membukakan gerbang Andrew dalam menyebarkan impact yang lebih besar kepada masyarakat. Menurut Andrew “Modal utamanya adalah passion, and want to get things done. Apa pun yang aku pelajari, kalau tidak dipraktikkan ya tidak jadi apa-apa.”
Meskipun hubungan antara Andrew dan teknologi cukup sulit dipisahkan, Andrew pun sempat merasakan putus asa terhadap passion-nya tersebut. “Di tahun pertama [SHINTA VR] semua aman terkendali, sampai pada tahun ketiga, kami garap beberapa project yang demand dan deadline-nya berbarengan. Aku merasa perang batin. Karena aku ingin deliver sebaik mungkin, tapi resource terbatas. Terutama dari segi waktu dan energi. Kayak mustahil begitu bikin yang bagus banget hasilnya,” ujar Andrew.
Kondisi yang dialami Andrew itu membuatnya sadar akan keterbatasan dirinya. Andrew berpikir, jika bekerja dengan kondisi seperti itu, tentu saja akan berpengaruh kurang baik terhadap efektivitas operasional perusahaan. “Waktu itu kita terlalu memprioritaskan bisnisnya. Ditambah waktu itu aku selalu punya idealisme tentang inovasi teknologi. Tapi sekarang aku mulai belajar untuk menyesuaikannya,” tegas Andrew.
Kepulangan Andrew ke Indonesia, yang disambut oleh Andes kala itu, berhasil mempengaruhi Andrew untuk berkomitmen dan membawanya dalam meraih mimpinya. Andrew mengatakan, “Aku dari dulu bermimpi untuk punya usaha sendiri. Takdirnya aku bertemu dengan Andes dan Akira. Kalau aku kerja di perusahaan, mungkin aku bisa belajar banyak tapi tidak semuanya bisa aku aplikasikan. Sedangkan di SHINTA VR, aku bebas mau belajar, mau eksperimen apa pun bebas. This is my playground. Aku nggak takut untuk loyal di sini.”
Bermodalkan visi yang kuat, Andrew mulai mengembangkan produk-produk SHINTA VR satu per satu. Satu hal yang menarik, ketiga unit bisnis yang dibawahi oleh SHINTA VR saat ini, bukanlah visi utama mereka di industri teknologi. Ketiga unit bisnis SHINTA VR merupakan bentuk pengembangan dalam mencapai visi awal mereka, yaitu menjadi prionir terdepan dalam teknologi di kancah global. “Kami mulai mencicil develop beberapa produk SHINTA VR yang mendukung visi tersebut di awal. Di antaranya adalah MilleaLab, SpaceCollab, dan Virtual Character System,” ujar Andrew.
Menurut Andrew, perjalanannya merintis SHINTA VR bersama Andes dan Akira untuk mencapai visi utama mereka adalah perjalanan yang akan penuh dengan pembelajaran, demi mempersiapkan diri pada masa mendatang. “Aku terus belajar. Sampai sekarang masih belajar. Karena teknologi berubah terus. Banyak juga challenge dari project, sehingga aku bisa upgrade pengalaman,” tegas Andrew. Kenyataannya, Andrew tidak sendiri. Selalu ada orang-orang baru yang bergabung dan menyambut semangat For The Greater Good SHINTA VR.
Comments