top of page
  • Admin

Mentalitas Developer: Seorang Pemberi Solusi



Lead Focus: Dimas Taufiqqurahman, MilleaLab Developer Team


Kesenangan Dimas terhadap pemecahan masalah menjadi bekal awal kontribusinya di dunia teknologi pendidikan (EdTech). Berangkat sebagai seorang programmer karena kegemarannya tersebut, kini Dimas menjadi sosok leader bagi rekan-rekan dengan kegemaran serupa. Menurut Dimas, “Menghadapi masalah itu adalah hal yang biasa, tapi bagaimana cara kita menyikapinya, mencari solusinya, itu yang membedakan value seseorang dengan yang lain.”


Dimas menyalurkan passion-nya melalui salah satu platform EdTech berbasis teknologi imersif 3D Virtual Reality, MilleaLab. “Awal aku masuk SHINTA VR, aku langsung dimasukin ke MilleaLab. Ya memang menjadi pencarian pribadiku akan banyaknya kebutuhan Virtual Lab,” ucap Dimas. “MilleaLab memang produk yang menjanjikan, apalagi karena kurangnya fasilitas di dunia pendidikan Indonesia,” lanjut Dimas.


Peran Dimas sebagai seorang Product Manager sekaligus leader dari MilleaLab Developer Team menjadi salah satu tujuannya karena ia bisa membantu masyarakat melalui program yang dikelolanya. “Membuat aplikasi yang memudahkan kehidupan manusia jadi tantangan tersendiri bagi programmer dan ketika tujuan itu tercapai, ada kepuasan yang aku rasakan, contohnya MilleaLab, tempat kami melaksanakan praktik virtual environment,” tegas Dimas.


Dimas mengawali rutinitas kerjanya dengan mengawasi, mengelola, dan mendengar semua permasalahan timnya, lalu mengatasinya. “Biasanya aku mengoreksi pekerjaan anak-anak, entah ada apa yang perlu diperbaiki atau ada kendala dalam tugas mereka. Setelah itu, aku diskusi sama semua anggota tim sih,” ujar Dimas.


Dalam meraih kebanggaan atas pencapaiannya, Dimas yakin bahwa masalah selalu menyertainya. Menurut Dimas, “Achievement untuk diriku sendiri adalah fitur MilleaLab custom video, baik custom video maupun 360° video. Pengerjaan 4 fitur MilleaLab Creator dan MilleaLab Viewer kami kerjakan selama 2 minggu.” Dimas melanjutkan, “Setelah itu, kami presentasikan hasilnya di depan pejabat-pejabat terkait dan beberapa stakeholders, pressure-nya agak lumayan ya, tuntutannya juga.”


Perjalanan Dimas di EdTech tidak semata-mata karena dirinya sendiri, namun ia juga memiliki tim hebat di sampingnya. Menurut Dimas tantangan terbesar bagi dirinya adalah ketika kehilangan anggota tim. “Yang paling sulit adalah ketika ada anggota yang resign, ya wajar dinamika dunia kerja. Tapi, jadi perlu ada penyelarasan lagi untuk membangun tim sempurna.” Harapan Dimas terhadap dunia teknologi pendidikan perlahan-lahan mulai terpenuhi. Ia ingin timnya merasa senang dengan pencapaian yang kami buat. “Saya ingin mereka [tim saya] bangga akan kerja mereka karena memberikan dampak besar terhadap pendidikan Indonesia.”

Pada akhirnya, mentalitas seorang developer menjadi bekal bagi Dimas sehingga ia berada di fase sekarang. Dengan MilleaLab, Dimas menyaksikan orang-orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi terhadap teknologi pendidikan. Cerita Dimas menunjukkan bahwa MilleaLab telah memberikan banyak manfaat secara nyata kepada pendidikan di Indonesia.



6 tampilan0 komentar
bottom of page